Christine Hakim Lepas Penyu di Pulau Sikuai

Christine Hakim Lepas Penyu di Pulau Sikuai

Padang – Artis nasional Christine Hakim, Henidar Amroe dan Jian Batari Anwar, Tasman Taher melepaskan anak penyu hijau dan menanam terumbu karang di perairan laut Pulau Wisata Sikuai, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dalam kegiatan wisata hijau (green tourism) yang digelar biro wisata “Sumatra and Beyond”.

Dalam kegiatan itu juga ikut Sutradara film Budhinova Restu dan Produsernya, Bambang Driasmoro, serta para fotografer senior Indonesia, diliput wartawan lokal, nasional dan wartawan asing, di Sikuai Island Padang, Jumat (20/02/2009).

Selain itu, rombongan juga dari `Sumatra and Beyond`, Masyarakat Peduli Kerata Api Sumbar (MPKAS), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, serat Dinas Pariwisata Kota Padang.

Sejumlah artis nasional itu ke Sumbar berlangsung 20 – 22 Pebruari 2009 dan dijadwalkan pada (21/2) ikut acara peresmian Loko Uap di Kota Sawahlunto.

Sejumlah artis itu, seperti Christine Hakim, Henidar Amroe dan Jian Batari, terlihat begitu menikmati jernihnya air laut pinggir pantai Sikuai, sehingga saat menanam terumbu karang mereka rela “menyeburkan dirinya” ke laut bibir pantai Pulau wisata itu.

Meski pakaian dengan celana jean yang melekat dibadannya basah karena air laut, mereka tidak ambil peduli karena menunjukan perlunya pelestarian terumbu karang.

Christine Hakim mengaku kagum dengan keindahan dan kecantikan alam Pulau Wisata Sikuai yang dengan jarak tempuh dari Kota Padang sekitar satu jam dengan transportasi spedboad.

“Luar biasa indahnya, perlu dilestarikan dan dijaga alam yang cantik ini,” katanya dan sebelum pelepasan anak penyu dan penanaman terumbu karang, dia sempat menelusuri sisi Pulau Sikuai dengan sepeda goyang.

Menurut artis yang masih ada darah minang itu, perlu melibatkan masyarakat dalam konsep pembangunan sektor pariwisata, karena sebaik apapun konsepnya tak melibat masyarakat dari awal sulit akan tercapai apa yang diharapkan.

Selain itu, harus ada komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk membangun secara bersama-sama pariwisata Sumbar, jangan hanya terlena dengan keindahan alam yang kaya dan indah.

Terkait, Sumbar belum terlambat dalam membangun sektor pariwisatanya, yang kaya dengan keindahan alam dan banyak bukti peninggalan sejarah.

“Saya pernah buat film di Bukittinggi, di sana masih ditemukan rumah-rumah peninggalan Belanda. Bukti sejarah ini jangan dihapus, sehinga bisa dilihat generasi mendatang,” katanya.

Sementara Henidar Amroe ketika diminta tanggapannya terkait dengan pelepasan anak penyu dan menanam terumbu karang itu, mengatakan kita harus peduli terhadap lingkungan darat maupun laut.

Menurut dia, perlu secara berkelanjutan memberikan pendidikan kepada masyarakat supaya peduli pada lingkunga dan melestarikannya.

“Kita tak cukup melapas penyu dan menanam terumbu karang saja, tetapi pelu memebrikan kesadaran pada masyarakat untuk peduli,” katanya.

Berkaitan dengan keindahan alam Sikuai Island, menerut Henidar, perlu ada kekhasan Minangnya, baik menu maupun penginapannya, sehingga ketika orang sudah ke satu obyek wisata tersebut sulit untuk melupakannya.

Henidar juga menyarankan prasarana semacam cottage untuk menginap di Sikuai juga mesti meperlihatkan khas bangunan tradisional Padang, sehingga menjadi satu keunikan.

Sekarang, katanya, terlihat cottagenya sudah moderend, sehingga bisa mengurangi kesan dan hanya keindahan dan kecantikan alam saja yang dinikmati pengunjung.

“Jika ada yang khas dengan keindahan alam yang ada, orang akan sulit melupakan satu kawasan obyek wisata tersebut,” katanya. [KJPL]

Berita Lainnya

Leave a Comment