Gunawangsa Tidar Merampas Matahari Pagi Asem Mulya

KJPL Desak Proyek Apartemen Gunawangsa Dihentikan

Pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar di Jalan Tidar 350 Surabaya, terbukti merampas sinar matahari pagi, di wilayah Asem Mulya dan sekitarnya.

Ini dikatakan Jono warga RT 001 RW 003 Asemrowo yang tinggal di Jalan Asemrowo Baru, rumahnya persis di sisi barat dari Apartemen Gunawangsa Tidar.

Kata Jono, dulu setiap pagi, dirinya dapat merasakan dan menikmati matahari pagi yang sehat, sekarang sudah tidak bisa lagi. “Sekarang kalau jam 12 siang baru dapat sinar matahari, ini jelas merugikan saya dan warga lain di kampung saya,” tegas Jono yang juga purnawirawan polisi.

Menurut Jono, tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga mengancam kesehatan warga, karena tidak pernah dapat matahari pagi, sesudah berdirinya apartemen. “Kalau perlu dibongkar saja, apartemen yang membuat petaka warga itu,” kecam Jono.

Hal sama disampaikan Mujianto warga RT 003 RW 003 Asemrowo yang tinggal di Jalan Asem Mulya Gang 5 Surabaya.

Muji mengatakan, ancaman paling bahaya sesudah Apartemen Gunawangsa Tidar berdiri, hilangnya matahari pagi untuk kampung kami. “Tidak hanya pencemaran debu yang kami rasakan sekarang ini, tapi yang sudah pasti, kami kesulitan dapat matahari pagi yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan lingkungan kami,” terang pengusaha otomotif ini.

Wakil Ketua RT 003 RW 003 Asemrowo ini mengatakan, dari awal pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar, warga di wilayahnya, tidak pernah diberi sosialisasi apalagi diajak rapat untuk membahas rencana pembangunan aparteman, padahal wilayahnya sangat terdampak dengan pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar.

“Kami sangat menyesalkan kondisi ini, maka kami sepakat kalau warga melakukan protes keras dan melakukan aksi untuk menolak dan menghentikan pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar,” tegasnya.

Pendapat yang sama disampaikan Mohammad Poteh Ketua RT 003 RW 003 Asemrowo yang menyesalkan dengan sikap manajeman Gunawangsa Group dalam membangun Apartemen Gunawangsa Tidar.

“Mereka membangun tanpa permisi, tiba-tiba warga kami banyak yang lapor rumahnya retak dan televisinya rusak, akibat pembangunan apartemen. Jelas ini melanggar kenyamanan dan kententraman kampung kami yang selama ini tidak pernah ada masalah, sebelum ada Gunawangsa Tidar,” kata Poteh.

Poteh mengatakan, di awal proses pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar, dirinya sudah pernah berusaha menanyakan dampak dari pembangunan apartemen ke manajemen Gunawangsa Tidar, tapi sampai sekarang tidak pernah ada tanggapan.

“Kalau begini cara mereka, maka kami siap untuk demo melawan kesewenang-wenangan yang dilakukan Gunawangsa Tidar,” pungkas Poteh.

Sementara Gangsar Perwakilan Gunawangsa Group waktu dikonfirmasi tentang tidak pernah adanya sosialisasi pada warga terdampak di wilayah RW 003 Asemrowo, khususnya di wilayah Asem Mulya mengatakan, dalam waktu segera akan menemui warga untuk sosialisasi, tapi sudah dua minggu lebih janji itu tidak ada wujudnya.

Menyikapi kondisi yang ada, Teguh Ardi Srianto Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan – KJPL Indonesia mendesak manajemen Gunawangsa Group, untuk segera melakukan sosialisasi dan pembahasan kesepakatan atau komitmen perbaikan lingkungan dan kesehatan dengan warga di Asem Mulya, khususnya di gang 5 yang terdampak sangat signifikan dengan proses pembangunan Apartemen Gunawangsa Tidar.

“Jika tidak dilakukan segera, maka warga dan KJPL Indonesia akan melakukan upaya yang lebih tegas dan jelas untuk Manajemen Gunawangsa Tidar atau Gunawangsa Group. Kami tidak ingin dibodohi para pengusaha dan penguasa. Kalau lingkungan dan kesehatan kami diabaikan dan dirusak, aturan dan sanksinya sudah sangat jelas dan tegas,” papar Teguh yang sudah puluhan tahun bergelut di dunia media massa dan lingkungan hidup juga teknologi informasi. [KJPL]

Berita Lainnya

Leave a Comment