Media Prancis Tertarik Ungkap Bencana Lumpur Lapindo

Media Prancis Tertarik Ungkap Bencana Lumpur Lapindo

Surabaya – Ketertarikan media asing pada kasus semburan lumpur Lapindo Brantas Incorporated yang mengakibatkan bencana lingkungan, terus menguat.

Meski sudah lima tahun lebih kasus semburan lumpur Lapindo, tidak menunjukkan upaya yang pasti, untuk berhentinya semburan, bukan berarti membuat bosan para jurnalis untuk terus memantau dan menulis perkembangan dan dampak yang ditimbulkan.

Ini dibuktikan dengan seringnya, para jurnalis asing, datang dan melihat juga mengabadikan, kondisi semburan lumpur panas, yang menyengsarakan warga Porong, untuk ditulis dalam karya jurnalistik mereka. Satu diantaranya dilakukan Catherire Durand Chief Editor Majalah Marie Claire dari Prancis.

Dalam tugas jurnalistiknya ke Jawa Timur, diantaranya Surabaya dan Sidoarjo, Catherire menyempatkan untuk mengungkap asal muasal semburan lumpur panas Lapindo Brantas Incorporated, dan dampak yang sudah ditimbulkan.

“Saya ingin tahu pasti, apa penyebab semburan itu terjadi dan kandungan logam apa saja yang terkandung didalam semburan itu,” kata Catherire pada Teguh Ardi Srianto Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan – KJPL Indonesia, yang mendampingi waktu di Surabaya.

Berbekal informasi dari internet yang didapatnya waktu dari Prancis, Catherire mencoba menganalisa dan menyamakan fakta-fakta yang ada di lapangan dengan beberapa teori yang didapat.

Bahkan jurnalis Majalan Marie Claire ini, juga sempat berdialog dengan Djaja Laksana Penggagas Teori Bernolli, yang diklaim dapat menghentikan semburan lumpur panas Lapindo.

Kondisi Porong yang parah dan rusak juga membuat Catherire prihatin, karena terkesan tidak pedulinya pemerintah pada nasib rakyatnya yang tertimpa musibah.

Selain melihat langsung kondisi semburan lumpur panas Lapindo, jurnalis dari Prancis itu, juga menyempatkan memantau kerusakan mangrove yang ada di Kali Porong.

“Kalau ikan di Kali Porong minum air yang terkontaminasi lumpur Lapindo, dan ikannya dimakan bebek, kemudian bebeknya dimakan manusia, saya yakin dampaknya akan sangat berbahaya, sayangnya dampak itu tidak terasa sekarang, tapi beberapa tahun lagi pasti terbukti,” kata Catherire. (KJPL)

Berita Lainnya

Leave a Comment