Warga Lakardowo Nilai Khofifah Tak Aspiratif

Warga Lakardowo Nilai Khofifah Tak Aspiratif

Diamnya Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dan Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur menyikapi konflik sosial di Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto disesalkan warga.

Penyesalan ini disampaikan Muhammad Yasin Tokoh Dusun Kedung Palang, Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

Menurut Yasin, harusnya Khofifah atau Emil turun ke Desa Lakardowo untuk melihat langsung konflik sosial yang terjadi antar warga akibat dari persoalan lingkungan yang terjadi di Lakardowo.

Tokoh warga di Desa Lakardowo ini mengatakan, awal mula konflik di Lakardowo terjadi, waktu dirinya menemukan adanya puluhan belut yang mati di sawah di belakang pabrik PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) tahun 2015 akhir, yang diduga tercemari limbah bahan berbaya beracun (B3).

Warga Lakardowo Live di SBOTV
Warga Lakardowo Live di SBOTV

Sesudah itu dirinya lapor ke Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan | KJPL Indonesia dan sudah dibantu sampai proses pendampingan publikasi ke beberapa media massa diantaranya ke SBO TV untuk menyampaikan kronologi kejadian dugaan perusakan lingkungan yang terjadi di desanya. “Saya dan warga di awal-awal dulu dibantu KJPL Indonesia untuk melakukan upaya pelaporan ke DPRD Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, dan ekspos kasus Lakardowo ke beberapa media massa diantaranya dialog live di SBO TV Surabaya,” jelas Yasin.

Hanya saja waktu itu, kata Yasin, upaya yang sudah dilakukan KJPL Indonesia ini dikhianati oleh LSM Lingkungan yang sekarang mengklaim mendampingi warga untuk berjuang melawan PT. PRIA, tapi pada kenyataannya LSM Lingkungan itu punya kepentingan lain yang pada akhirnya hanya menjadikan warga sebagai wayang atau alat untuk dibenturkan dengan PT. PRIA. “Dampaknya bukan solusi yang baik untuk warga tapi justru warga diajari pinter demo, unjuk rasa, buat boneka raksasa, buat poster raksasa, tanpa ada upaya penyelesaian yang tepat, untuk konflik lingkungan hidup yang terjadi di desa kami,” papar Yasin yang juga Pengusaha Kayu dan Mebeler Terbesar di Desa Lakardowo.

Yasin menegaskan, sekarang waktunya semua pihak tahu dan membuka mata juga telinga, bahwa yang memulai mendampingi warga Lakardowo untuk memperjuangkan hak atas lingkungan yang sehat dan baik adalah KJPL Indonesia bukan LSM Lingkungan yang sekarang ini terus menerus memprovokasi warga desa sampai terjadinya konflik sosial antar warga, akibat adu domba yang dihembuskan LSM Lingkungan ini pada warga yang tidak paham dengan lingkungan hidup dan persoalan hukum.

“Kalau LSM Lingkungan yang bermarkas di Wringinanom, Gresik itu benar-benar berjuang untuk warga, harusnya konflik ini tidak tambah panjang tapi sudah harus ada solusi. Ini khan sudah lebih dari 4 tahun, jelas ini sengaja dibuat proyek oleh LSM Lingkugan itu. Kami sangat kecewa,” ungkap Yasin.

Dengan kondisi yang ada, Yasin berharap, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dan Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur turun langsung ke Lakardowo menemui warga untuk memberi solusi yang pasti dan tepat dengan kondisi dan konflik yang ada, baik lingkungan dan sosialnya.

“Persoalan dampak pencemaran limbah bahan berbahaya beracun (B3) tidak bisa dituntaskan dengan demo atau unjuk rasa saja, kasihan warga desa yang gak paham lingkungan dan hukum, mereka ibarat kerbau dungu yang dilecuti terus dengan informasi negatif dari LSM Lingkungan yang sebenarnya punya misi tersendiri dalam kasus di Lakardowo,” sesal Yasin.

Sementara Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan | KJPL Indonesia waktu dikonfirmasi menyampaikan, kalau lembaga itu sudah membantu warga mendesak agar Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dan Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur turun ke Lakardowo lewat surat resminya 7 Maret 2019 lalu.

“Hanya sampai sekarang, sudah tepat sebulan tidak ada respon dari Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dan Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur dengan surat yang kami kirimkan. Untuk itu, dalam waktu segera kami akan mengirimkan surat lagi agar lebih dapat perhatian dan penyikapan dari pemimpin Jawa Timur,” kata Teguh Ardi Srianto Ketua KJPL Indonesia.

Prinsip kata Teguh, dalam kasus lingkungan di Lakardowo, KJPL Indonesia akan berada pada posisi netral dan proposional, dan akan menyampaikan fakta sebenarnya, sehingga warga tidak dijadikan alat perjuangan sepihak oleh LSM Lingkungan termasuk agar warga tidak terus berkonflik antar warga sendiri.

“KJPL Indonesia sudah 4 tahun memantau dan mengikuti konflik di Lakardowo, bahkan tim KJPL Indonesia juga terus turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi yang ada, sehingga paham dengan kasus dan perkembangan yang sedang terjadi di lokasi. Semoga persoalan ini, akan ada solusi yang baik dari para pihak yang berkonflik, diantaranya warga Lakardowo dan PT. PRIA yang dituduh warga mencemari lingkungan Desa Lakardowo,” pungkas Teguh Ardi Srianto Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan | KJPL Indonesia yang juga jurnalis tersertifikasi Dewan Pers Republik Indonesia. [KJPL]

Berita Lainnya

Leave a Comment