Dalam beberapa minggu terakhir, Tim Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) sengaja memantau proses pelaksanaan Pilwali Surabaya, yang akan berlangsung tahun ini.
Seperti sudah diduga sebelumnya, dalam proses pelaksanaan pilkada, selalu muncul pelanggaran yang dilakukan bakal calon kepala daerah, mulai dari pelanggaran yang paling kecil sampai besar.
Diantara bentuk pelanggaran itu, kampanye “curi start” yang dilakukan para calon kepala daerah, sampai dengan kampanye merusak lingkungan, sehingga merugikan keindahan Kota Surabaya dan mematikan beberapa pohon, akibat tempelan gambar pasangan para calon kepala daerah, yang katanya mereka ‘peduli lingkungan’ dan aspiratif.
Kenyataan di lapangan tidak bisa dibohongi, bahwa sampai sekarang pelanggaran kampanye curi start yang diikuti dengan tindakan perusakan lingkungan hidup, tetap saja berjalan, tanpa ada yang bisa mencegah.
Benarkah para calon pemimpin kita ini sudah sadar lingkungan yang sudah semakin rusak akibat pemanasan global, yang disebabkan banyaknya pohon-pohon yang dirusak, atau memang mereka sengaja ‘menghemat biaya’ kampanye, dengan memanfaatkan pohon sebagai sarana ‘nampang’ mereka, sebelum dipilih dalam proses pilkada.
Surabaya sebagai kota pahlawan…Akankah dirusak oleh para pemimpin yang tidak peduli lingkungan ? Relakah Anda dipimpin mereka ? Jawabannya ada di hati nurani anda. Kami sebagai jurnalis, hanya bisa mengingatkan dan memberikan pandangan yang seharusnya dilakukan dan diberikan contoh dari para calon pemimpin kota tercinta ini. [KJPL]