Jurnalis Surabaya Mandikan Gajah KBS

Gajah Kembali Rusak Rumah Warga

Di tengah konflik dengan Walikota Surabaya yang tentang pengelolaan Kebun Binatang Surabaya (KBS), muncul aksi kepedulian dari Masyarakat Surabaya Peduli Satwa KBS.

Mereka terdiri dari Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jatim, Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL), perwakilan suporter Bonek, jurnalis, akademisi, profesional, seniman dan elemen masyarakat lain di Surabaya.

Meraka menggelar aksi kepedulian terhadap satwa KBS dengan cara membantu pawang memandikan gajah di Kebun Binatang Surabaya, Pukul 10.00 Wib, Selasa (21/2/2012).

Aksi yang dipimpin Daniel Lukas Rorong itu sengaja memilih memandikan gajah kerena merupakan simbol kecintaan terhadap satwa di Kebun Binatang Surabaya.

“Terlepas dari konflik yang sekarang ini terjadi di KBS, kita ingin menunjukkan bahwa kita peduli konservasi dan sayang pada satwa di KBS,”  kata Daniel.

Daniel mengatakan memandikan gajah ini juga merupakan pengalaman pertama bagi para peserta aksi yang sebelumnya sama sekali tidak pernah mengenal tata cara memandikan gajah.

“Kami ingin mengenal gajah lebih dekat secara emosional. Jangan katakan cinta satwa bila kita tidak mengenalnya lebih dekat,” katanya Daniel.

Selain memandikan gajah, peserta aksi juga akan membantu pawang gajah membersihkan kandang. Teguh Ardi Srianto, Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan mengatakan aksi ini merupakan pengalaman pertama bagi jurnalis untuk mengenal langsung dan menjadi sahabat bagi gajah.

“Gajah ialah satwa yang mempunyai memori kuat. Ia akan selalu ingat siapa saja yang menyanyanginya dan siapa yang menyakitinya,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jatim, Prasto Wardoyo mengatakan media massa mempunyai peranan penting dalam melakukan edukasi soal konservasi satwa di KBS kepada masyarakat.

“Memandikan gajah merupakan salah satu cara bagi jurnalis lebih mengenal satwa. Sehingga ketika terbentuk ikatan emosional dengan satwa diharapkan spirit konservasi akan muncul, ” katanya.

Dengan munculnya spirit konservasi, lanjut Prasto, maka jurnalis diharapkan mampu menempatkan satwa di KBS sebagai subyek dan bukan sekadar obyek. [KJPL]

Berita Lainnya

Leave a Comment