Menyelamatkan lingkungan sebagai bagian tanggung jawab pada anak cucu dan generasi yang akan datang tak bisa ditunda lagi. Karena itu menurut Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf semua orang harus melakukan kepeduliannya pada lingkungan sesuai caranya.
Terkait dengan Daun to Earth Award yang digagas para seniman untuk 16 penggiat lingkungan di Jatim, Gus Ipul amat mengapresiasi acara yang digelar di AJBS Gallery Minggu (26/2) itu sebagai langkah yang kreatif dan perlu ditiru oleh pihak lain-lain.
Dalam sambutannya sebelum menyerahkan penghargaan Daun to Earth Award yang di gagas seniman itu Gus Ipul mengungkapkan kebanggaanya. “Saya merasa satu kata dengan seniman untuk memberikan penghargaan pada orang-orang yang telah peduli pada lingkungan,” katanya.
Lebih lanjut Gus Ipul menyatakan jika upaya untuk merawat bumi yang berisi 7 miliar penduduk itu harus segera dilakukan. “Apalagi 15 tahun ke depan, jumlah penduduk dunia mencapai 8 miliar sementara bumi, laut serta oksigennya tetap, lalu bagaimana kelak nasib anak cucu kita jika tidak sekarang kita menjaga lingkungan? Maka saya mengapresiasi acara ini sebagai upaya yang patut dilanjutkan untuk menyelamatkan generasi yang akan datang,” tegasnya.
Upaya seniman mengapresiasi para pegiat lingkungan itu kali ini seperti yang dilakukan lewat karya Dadi Setiyadi (Yogyakarta) dan Dukan Wahyudi (Surabaya) berjudul Daun to Earth.
Dijelaskan Soebagio Widjaja, CEO AJBS Gallery, Daun to Earth adalah salah satu karya yang sedang dipamerkan di Galeri AJBS dalam solo exhbition Dadi Setiyadi berjudul Treasure on Mirror. “Karya itulah yang kemudian direspon dalam sebuah bentuk penghargaan,” kata Soebagio dalam acara yang sekaligus merupakan pembukaan pameran yang dibuka Gus Ipul bersama Dr Oei Hong Djien sebagai kurator pameran dan Pimred Jawa Pos Leak Kustiya.
Dalam project art yang juga merupakan kerjasama AJBS dengan komunitas Pararupa yang digagas Rully Anwar itu, mengkolaborasikan kedua seniman itu untuk membuat seni instalasi. Wujudnya berupa pohon dari besi baja dan daun-daun dari plat besi berwarna bronze. Pemilihan bentuk dedaunan berbentuk waru itu dimaksudkan melambangkan rasa cinta dan kepedulian pada lingkungan.
Menurut Dadi yang juga K etua Komunitas Tenggara Yogyakarta karya yang ia buat ini merupakan ungkapan kreatif atas keprihatinannya pada isu-isu lingkungan yang sudah dalam ambang batas dan perlu segera disadari oleh banyak pihak. “Seniman tentu dengan karyanya, yang lain tentu punya cara untuk peduli pada lingkungan. Dengan karya ini saya mengajak bersama-sama peduli,” katanya.
Sementara Dukan menilai award kali ini menjadi cara khas seniman yang diharapkan menggugah yang lain bergerak bersamanya. “Kalau pemerintah punya penghargaan Kalpataru, sekarang kami sebagai seniman menginisiasi penghargaan ini dalam bentuk instalasi yang kami buat untuk menghargai jerih payah para penggiat lingkungan yang luar biasa,” ujar Dukan Wahyudi, Ketua Surabaya Art Worker.
Dijelaskan Soebagio, selain sebagai bentuk kreatif sang seniman, karya keduanya itu dimaksudkan untuk mengkritisi masalah lingkungan lebih dalam. “Penghargaan ini sebagai support dan apresiasi kami pada langkah-langkah semua orang di Jatim dalam menjaga lingkungan. Kali ini lewat tangan seniman yang harus dilanjutkan dengan langkah-langkah riil selanjutnya,” katanya.
Ke-16 penerima penghargaan itu adalah :
1. Amirudin Mutaqqin (Direktur Padepokan Wonosalam Lestari)
2. A’ak Abdullah Al Kudus (Pendekar LaskarHijau Pelindung Gunung Lemongan, Lumajang)
3. Rosek Nursahid (Pendiri LSM Internasional Pro Fauna, Malang)
4. Muhammad Ikhwan (Pelestarian Telaga Buret (Tulungangung)
5. Wahyu Sigit (Independent Dragonsfly Society)
6. H. Ali Mansyur, S.Ag. (Direktur Mangrove Center Tuban)
7. Mukhson (Konsorsium Rumah Mangrove Surabaya)
8. Teguh Ardi Srianto ( Jurnalis Pemerhati Lingkungan dan Ketua KJPL Indonesia)
9. M. Khoirun, S.E. (Kepala Desa Bendosari Pujon Malang)
10. Syamsuddin (Penggagas Sekolah Lingkungan di Gresik)
11. Agung Supriadi (Koordinator Gardabrantas Kertosono Nganjuk)
12. Hermawan Some (Koordinator Komunitas Nol Sampah)
13. Imam Rochani (Komandan Patroli Sungai)
14. Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya)
15. Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos Group)
16. Dwi Sucipto (Dirut PT. Semen Gresik).
Dijelaskan Rully, masing-masing penerima penghargaan ini menerima plakat Daun to Earth, piagam dan bibit tanaman yang menjadi simbol untuk terus melakukan langkah yang berarti bagi lingkungan.
Mereka ini menurut Rully punya peran yang berpengaruh dalam lingkungan yang telah
dikurasi dengan jeli oleh juri Prigi Arisandi.
“Prigi adalah direktur Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), yang juga peraih penghargaan Green Nobel dari Barack Obama Presiden Amerika Serikat, berupa Goldman Environmental Prize 2011 di California, USA,” kata kata Rully Anwar, project manager Daun to Earth Award.
Ditambahkan Heti Palestina Yunani, Humas Acara, pemberian penghargaan ini sebagai upaya apresiasi terhadap kekonsistenan para penggiat lingkungan yang turut andil dalam pelestarian lingkungan. “Kelestarian lingkungan sangat membutuhkan peran para pegiat lingkungan yang di antaranya melibatkan seniman lewat karyanya,” katanya.
Apalagi diketahui perbandingan pegiat lingkungan dengan area lingkungan tidak seimbang. Terutama di Jatim, sangat sedikit pegiat lingkungannya. “Sebagai upaya penghargaan terhadap peduli lingkungan tersebut, seniman Jatim memberikan apresiasi terhadap mereka,” sambung sekretaris panitia Siti Rafika Hardiahsari.
Profil singkat penerima Daun to Earth Award :
1. Amirudin Mutaqqin (Direktur Padepokan Wonosalam Lestari, Desa Wonosalam, Jombang). Komunitas Brantas yang dibentuknya punya inisiatif untuk memotivasi anak muda di DAS Brantas untuk berbuat bagi perubahan perbaikan kualitas lingkungan Brantas) sudah lebih dari sepuluh kelompok dan anak yang dengan tangan dinginnya berhasil meraih Youngchangemaker Award, dari Ashoka Foundation selama 3 tahun ini membangun komunitas pelestari mata air di hulu-hulu Brantas.
2. A’ak Abdullah Al Kudus (Pendekar Laskar Hijau Pelindung Gunung Lamongan, Lumajang). Penggiat aktivis muda lingkungan ini memiliki cara unik untuk menyelamatkan hutan di gunung lemongan Lumajang dengan mengumpulkan dan menanam biji-bijian yang dibuang dilelesi dari pasar, kampung-kampung samping berkampanye untuk pelestarian hutan.
3. Rosek Nursahid (Pendiri LSM Internasional Pro Fauna Malang). LSM yang berdiri sejak 1994 merupakan LSM berskala internasional yang aktif menyuarakan penyelamatan satwa dan perlindungan habitat satwa.
4. Muhammad Ikhwan (Pelestari Telaga Buret Tulungangung). Ia melakukannya dengan pendekatan budaya, pendidikan dan agama. Pemuda ini mengajak berbagai kalangan untuk uri-uri kearifan local dalam penyelematan sumber air di Telaga Buret, ia juga mengenalkan konsep Community Logging pada warga tepi hutan yang membawa nilai kerakyatan dan konservasi. Tahun 2010 ia dianugerahi Emil Salim Award atas
perjuangannya menyelamatkan Telogo Mburet.
5. Wahyu Sigit (Independent Dragonsfly Society). Pekerjaanya mensensus capung (kutrik/gantrung/cadhuk) yang ada di hulu Brantas. Ia ingin banyak orang menghargai capung dan melestarikan habitat kehidupan capung, karena sejatinya capung adalah indicator dan penjaga kelestarian sumber-sumber air. Ia kini berjuang agar kawasan Wendit di Malang dijadikan kawasan suaka bagi capung.
6. H. Ali Mansyur, S.Ag. (Direktur Mangrove Center Tuban). Ialah pioner penyelamatan mangrove dengan dikombinasikan dng pendidikan lingkungan. Ia bagikan dengan gratis ribuan bibit mangrove dan cemara udang kepada masyarakat untuk menyelamatkan pantai. Ia ingin semua pantai di Jatim bersabuk hijau, dialah penjaga Garis pantai Jawa Timur.
7. Mukhson (Konsorsium Rumah Mangrove Surabaya). Penemu sirup mangrove dan berbagai jenis makanan dari bahan dasar mangrove. Berjuang tanpa ampun untuk mengembalikan kelestarian hutan mangrove meskipun Pemkot sering mengtacle langkah Mukhson.
8. Teguh Ardi Srianto (Jurnalis Pemerhati Lingkungan dan Ketua KJPL Indonesia). Ia memberikan inspirasi dan edukasi kepada jurnalis untuk lebih berkualitas menyajikan isu lingkungan dan membuat berita-berita yang berpihak kepada penyelamatan dan kelestarian lingkungan hidup.
9. M. Khoirun, S.E. (Kepala Desa Bendosari Pujon Malang). Kades yang menginisiasi desa bersih limbah dengan membangun 100 biogas dan pelestarian hutan untuk melindungi mata air di desanya yg menjadi sumber mata air Kali Brantas.
10. Syamsuddin. (Gresik) Guru pembaharu dengan gagasan tentang sekolah lingkungan. Melalui ‘kurikulum’ lingkungan yang dibuatnya, upayanya menjadi bagian dari sosialisasi pemahaman isu lingkungan yang ampuh dikalangan pelajar dan masyarakat setempat.
11. Agung Supriadi. (Koordinator Gardabrantas Kertosono Nganjuk). Ia mendesakkan penegakan hukum bagi pencemaran sungai di Kali Brantas.
12. Hermawan Some, Melalui komunitas Nol Sampah ia ingin merubah perilaku manusia kini yang menyembah plastik, karena sejatinya plastik adalah racun bagi bumi. Ia giat kampanyekan dan dorong Pemerintah untuk pengurangan pemakaian tas kresek dan botol plastik wadah air kemasan.
13. Imam Rochani, Komandan Patroli Sungai ini sejak 2009 aktif memelototi outlet-outlet buangan pabrik di sepanjang kali Surabaya dan Kali Brantas, 30-an lebih industri yang telah dipidanakan karena hasil kerjanya bersama jajaran Kepolisian, Jasa Tirta I Malang dan BLH Propinsi Jatim. Jadi, dialah sebenarnya yang menjaga kualitas air yang
diminum warga Surabaya.
14. Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya). Sebelum menjabat Walikota, tepatnya Ketua Bappeko ia telah berkomitmen menghijaukan Surabaya. Dengan bertambahnya sejumlah taman kota yang dahulu peruntukannya tak sesuai dengan tata kota. Ia dengan berani menyulap berbagai sudut kota di Surabaya menjadi lebih hijau. Penghijauan di Pantai Timur Surabaya juga disambut berbagai pihak dan bergulir secara berkesinambungan berkat kebijakannya saat menjabat sebagai wali kota.
15. Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos Group). Ia mempunyai kepedulian dalam sejumlah program lingkungan di Surabaya melalui event-event yang digelar berupa kampanye dan lomba-lomba berkait lingkungan yang digagas Jawa Pos Grup, di antaranya Green and Clean, Merdeka dari Sampah yang digelar setiap tahun yang menggerakkan kampung-kampung di Surabaya menjadi demam kebersihan.
16. Dwi Sucipto (Dirut Semen Gresik). Di bawah pimpinan Dirut Dwi Sucipto, sejak tahun 2010 sudah mendapatkan peringkat Proper Hijau. Pada proses penilaian proper lingkungan ini, ada beberapa aspek dinilai. Diantaranya, aspek legal seperti perizinan juga aspek lainnya dari sisi operasional perusahaan. Seperti mengenai partikular debu, limbah debu, limbah padat, limbah cair, dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Aspek lainnya yakni program CSR. [KJPL]