Ratusan bibit pohon matoa yang merupakan tanaman khas Papua, dibagikan gratis KJPL Indonesia, dalam minggu ini.
“Bibit pohon itu merupakan bagian dari penghargaan “Daun to Earth”, yang diterima KJPL Indonesia, dari para seniman di Surabaya dan Yogyakarta, beberapa waktu lalu,” kata Teguh Ardi Srianto Ketua KJPL Indonesia.
Menurut Teguh, kalau ada komunitas lain atau kelompok bahkan perorangan yang membutuhkan bibit pohon matoa itu untuk ditanam, silahkan menghubungi sekretariat KJPL Indonesia.
“Secara keseluruhan, bibit itu akan dibagikan gratis, dengan syarat harus ditanam, bukan untuk dijualbelikan,” tegas Teguh.
Diharapkan dalam minggu depan, semua bibit pohon matoa itu, sudah terdistribusi, dan bisa segera ditanam, mengingat sebagian suda ada yang mengering daunnya.
Dikatakan Teguh, partisipasi masyarakat sangat perlu, untuk melestarikan bumi dengan menanam pohon, karena tidak semua orang, sampai sekarang, akan terpanggil melakukan perbuatan yang baik untuk lingkungan, meski mereka tahu, lingkungan membutuhkan uluran tangan mereka, untuk kelestarian bumi.
“Semoga sikap cuek dan hati yang keras juga kepala yang panas dari setiap penghuni bumi ini, bisa tersadarkan, kalau bencana, sudah didepan mata kita semua,” tandas Teguh.
Tentang Matoa
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm.
Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.
Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea. Buah matoa memiliki rasa yang manis.
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm.
Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah. [KJPL]