Keberhasilan Surabaya memberbudayakan hutan Mangrove sejak 2004 sebagai ekowisata, rencananya juga akan dilanjutkan ke tiga daerah di Indonesia yakni Balikpapan, Tarakan dan Bedugul.
Bahkan menurut Nicholas, Kepala Sub Direktorat Mangrove dan Tanah Kementrian Kehutanan, Surabaya akan menjadi pelopor dalam melakukan konservasi mangrove di negara-negara Tenggara.
“Surabaya menjadi pemimpin untuk mengadakan road mangrove di negara-negara Asia dengan tujuan konservasi karena keberhasilan mengelola mangrove,” katanya dalam Shared-Learning Workshop dengan tema ‘Mangrove Conservation as a Part of Coastal Management’ di Hotel Oval, Senin (27/02/2012).
Perlu diketahui, dengan mengelola lahan seluas 7,5 hektar di 4 kecamatan dan 7 kelurahan, Surabaya dinilai Kementrian Kehutanan cukup berhasil dalam konservasi hutan mangrove.
Sementara kegiatan ekowisata di Surabaya, dilakukan di tiga daerah, yaitu mangrove Wonorejo, Kebon Agung, dan Gunung Anyar. Di mangrove Wonorejo, pengunjung bisa berwisata sambil menikmati alam dengan keindahan sporty. Di mangrove Kebon Agung, pengunjung bisa berkano sambil mempelajari alam, dan mangrove Gunung Anyar bertematik wisata kampung nelayan. [KJPL]