Surabaya – Gerakan green and clean yang diaktifkan Pemkot Surabaya selama ini akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berencana menjadikan Surabaya sebagai tuan rumah peringatan hari jadi peduli sampah se-Indonesia.
Kemarin, rencana itu dimatangkan dalam rapat tertutup antara KLH dan pemkot di ruang rapat Sekkota. Rapat tersebut juga membahas persiapan peringatan yang dilaksanakan selama lima hari sejak 21 sampai 25 Februari mendatang.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Hidayat Syah menyatakan, peringatan hari jadi peduli sampah pada 25 Februari mendatang itu akan diawali gerakan bebas plastik. Gerakan tersebut akan dilaksanakan pada 21-25 Februari. ”Ada acara-acara yang intinya kampanye peduli sampah,” katanya.
Menurut dia, kampanye tersebut akan melibatkan semua mal di Indonesia. Hanya, puncak peringatan dilakukan di Surabaya. Kampanye dilakukan dengan cara mengimbau aktivitas perbelanjaan di Surabaya tidak lagi menggunakan plastik sebagai pembungkus.
”Selama ini, plastik menjadi alternatif utama membungkus barang belanjaan. Lihat saja, hampir semua mal begitu. Padahal, plastik adalah persoalan sampah yang cukup pelik,” tegasnya.
Sebagai alternatif pengganti plastik, pemkot menyarankan tempat perbelanjaan menggunakan kardus. Masyarakat yang akan berbelanja juga diimbau membawa tas dari rumah masing-masing. Tas tersebut tidak berbahan dasar plastik, melainkan bahan yang bisa terurai atau dipakai lagi. Misalnya, tas dari kain.
Tim dari KLH juga dijadwalkan berkeliling ke mal-mal untuk melihat apakah mereka mengikuti seruan tersebut atau tidak. Namun, agenda itu lebih diarahkan sebagai gerakan moral yang menggugah kepedulian bersama. Karena itu, pihaknya tidak bisa memberikan sanksi kepada mal yang mengabaikan kampanye tersebut.
Kota Surabaya terpilih sebagai tuan rumah hari jadi peduli sampah setelah KLH menyurvei beberapa bulan terakhir. Survei itu dimatangkan selama dua minggu terakhir dengan cara melihat kondisi masyarakat Surabaya secara langsung.
Menurut Hidayat, Surabaya terpilih sebagai tuan rumah karena masyarakat banyak berperan dalam menggerakkan kebersihan. Di kampung-kampung, banyak warga yang mengelola sampah dan mengolahnya menjadi barang berguna. Bukan hanya itu, hingga sekarang pemkot sudah memiliki 14 ribu kader lingkungan yang tersebar di kampung-kampung.
Hidayat menekankan, pemkot tidak pernah meminta agar Surabaya dijadikan tuan rumah. ”Tapi, karena ini amanah, kami siap menjalankannya dengan baik,” ucapnya. [KJPL]