Perkembangan teknologi dewasa ini demikian pesat. Disatu sisi memberikan keuntungan, namun disatu sisi juga memberikan kerugian bagi umat manusia.
Sebelumnya, kebutuhan kertas cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2006, konsumsi kertas bangsa Indonesia mencapai 5,96 juta ton. Hal ini lah juga yang mengaitkan dengan maraknya pembalakan liar terhadap pohon-pohon di hutan.
Sebab menurut Rainforest Information Center, sebanyak 10 – 17 pohon yang harus ditebang untuk menghasilkan satu ton kertas ukuran koran (atau 8 lembar ukuran kertas A4). Satu ton tersebut cukup untuk mencetak sekitar 7.000 eksemplar koran.
Namun, siapa sangka pula dengan kemajuan teknologi, terutama teknologi selular dan Teknologi Informasi, konsumsi akan kertas bisa terkurangi. Tak ayal, seiring hal itu jumlah penebangan pohon pun ikut berkurang.
Salah satu buktinya adalah berkurangnya jumlah kartu ucapan yang beredar saat menjelang Hari raya. Jika dahulu orang mengucapkan selamat ulang tahun, selamat hari raya dan sebagainya dengan kartu ucapan yang nota bene terbuat dari pohon, sekarang masyarakat lebih memilih menggunakan sarana sms, mms dan kartu ucapan serta surat elektronik yang kian beragam di dunia maya.
Dengan hadirnya teknologi selular generasi kedua dan ketiga (GPRS dan 3G serta HSDPA) yang memungkinkan seseorang mengakses internet via ponsel, mampu membuat upaya penghematan kertas atau paperless kian signifikan.
Terlebih dengan hadirnya layanan dan handset blackberry yang memungkinkan seseorang mengakses internet dan menerima serta mengirim email sebagaimana layaknya menerima sms. Berbagai perintah atau keputusan penting dari kantor pusat ke kantor cabang yang dahulu harus di kirim via fax atau nota, kini semua itu bisa dilakukan via email.
Tak hanya mampu menghemat pemakaian kertas, kehadiran teknologi tersebut juga mampu memberikan keuntungan dan kepraktisan serta kecepatan dalam proses negoisasi sebuah bisnis. Dengan blackbery, seorang pebisnis bisa berkomunikasi via email secara praktis dan real time. Negosisasi dan transaksi bisa terjadi sewaktu-waktu. Tak perlu menunggu jam kantor untuk membuka email di ruang kerja.
“Dalam satu bulan, Indosat mengkonsumsi 6000 rim kertas ukuran A4 per bulan atau setara 15 ton (perlembar kertas A4 setara 5gr) yang dibuat dari 150 pohon hingga 255 pohon,” ungkap M.S Sucahyo, Head of region East Java, Bali Nusra dalam sebuah kesempatan.
Jika separuh konsumsi kertas tersebut bisa dialihkan secara digital dan disampaikan melalui atachment via email, maka jumlah pohon yang bisa diselamatkan dalam setahun sebanyak 900 hingga 1530 pohon. Bayangkan jika misalnya ada 100 perusahaan di Indonesia yang mau berhemat kertas dan memaksimalkan fasilitas yang dihadirkan Teknologi Selular dan Teknologi Informasi.
Tak hanya itu, dengan memanfaatkan perkawinan dunia seluler dan internet dalam Blackberry, banyak penghematan yang bisa didapat. “Kami sekarang suka chating melalui handphone yang pastinya lebih hemat daripada penggunaan SMS karena itu semua sudah termasuk biaya langganan internet perbulan,” ungkap Manager Management Service East Area XL, Martono.
Dampak positif dari berkurangnya penebangan pohon akibat berkurangnya konsumsi kertas tentu saja akan sangat berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim yang dipicu oleh rusaknya alam. Jadi, meski kelihatan sepele, upaya memaksimalkan teknologi selular dan teknologi informasi mampu berdampak besar bagi bumi yang merupakan titipan anak cucu kita. Go Paperless!!! [Pandu-KJPL]